Tuesday, 31 July 2012

UKG Hari Pertama Kacau





JAKARTA - Pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) hari pertama kemarin (30/7) berlangsung kacau. Di sejumlah daerah, peserta UKG merana karena server untuk mengerjakan soal secara online mati. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya batal mengikuti UKG dan harus mengulang pada 2 Oktober mendatang.

Sejatinya, jika pelaksanaan UKG hari pertama kemarin berlangsung lancar, hal itu menjadi toggak sejarah bagi upaya pembinaan guru. Sebab UKG ini adalah ujian khusus guru bersertifikat yang dijalankan secara online pertama kali, di mana, guru peserta ujian langsung mencentang jawaban A, B, C, atau D di monitor yang langsung terhubung ke server Kemendikbud.


Laporan kekacauan pelaksanaan UKG kemarin masuk ke pusat pengaduan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). "Kekacauan hampir terjadi di seluruh pulau Jawa. Kami sangat prihatin," ujar Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Sulistyo.

Sulistyo mengatakan, laporan kekacauan pelaksanaan UKG akibat server macet terjadi mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jabar. "Di Jakarta sendiri juga ada yang sempat macet. Tetapi bisa dilanjutkan," ucap dia. Laporan kekacauan, kata Sulistyo, juga terjadi di sejumlah kota di luar pulau Jawa.

Pria yang juga menjadi anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dari Jawa Tengah itu menuturkan, kakacauan UKG ini merupakan buntut dari ketidaksiapan Kemendikbud menjalankan ujian yang skalanya cukup besar. Dia mengatakan, landasan Kemendikbud menjalankan UKG terkesan reaktif dari sejumlah kritikan terhadpa kualitas guru bersertifikat yang masih pas-pasan.

"Sekali lagi kami prihatin. Uji kompetensi kok bisa berjalan seperti ini," katanya. PGRI sendiri sudah memperkirakan banyak persoalan dalam pelaksanaan UKG sejak beberapa hari lalu. Di antaranya ketika sejumlah guru melapor tidak bisa mengunduh naskah kisi-kisi soal.

Dia berharap Kemendikbud bisa mengatasi kelemahan UKG ini dengan cepat. Jangan sampai kasus internet mati terulang pada UKG hari ini. Kemendikbud, lanjutnya, juga harus segera menyebarkan informasi yang benar terkait UKG ulangan bagi guru yang tidak bisa menjalankan ujian hari pertama kemarin.

"Jangan sampai besok (hari ini, red) HP saya error lagi karena banyak menerima dan menjawab laporan server UKG mati," pinta dia. Sulistyo juga mengatakan, kekacauan pelaksanaan UKG ini bisa memperburuk citra Kemendikbud.

Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, meski banyak laporan server macet, namun masih banyak tempat ujian komptensi (TUK) yang bisa menjalankan UKG dengan lancar. "Jangan disimpulkan jika di Bandung servernya mogok, berarti di daerah yang lebih terpencil lagi pasti mogok juga," kata dia saat sidak UKG di SMPN 19 Jakarta.

Menurut Nuh, UKG kali ini adalah program pertama. Tentu masih ada kendala. Dia berharap kelemahan UKG pada hari pertama kemarin tidak terulang pada UKG hari berikutnya. Seperti diketahui, UKG online untuk guru bersertifikat dijalankan hingga 12 Agustus nanti.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik (BPSDMP-PMP) Kemendikbud Syawal Gultom membenarkan jika ada sejumlah kasus pelaksanaan UKG yang tertunda. "Ujian ulangan akan dilaksanakan di lain hari. Rencananya dijalankan pada 2 Oktober nanti," tutur dia.

Meskipun banyak kekacauan UKG yang disebabkan server mogok, kata Gultom, pihaknya tetap menjalankan UKG dengan sistem online.  Dia berharap UKG hari ini dan seterusnya lancar. Panitia di setiap TUK diharapkan bisa belajar menjalankan UKG online dari hari pertama.

Dari catatan Kemendikbud, UKG online digelar di 448 kabupaten dan kota dengan jumlah peserta 985.409 orang, dengan memanfaatkan 72.820 unit komputer yang tersebar di 3.658 TUK. Sedangkan untuk UKG tulis atau manual dijalankan di 49 kabupaten dengan jumlah peserta 20.802 orang.

Untuk mencegah ada kebocoran soal, panitia menyediakan 186 jenis atau variasi soal. Setiap jenis soal tadi terdiri dari tiga seri yang diacak nomor soal dan kunci jawabannya. Soal tadi dikejarkan mulai dari guru TK, guru kelas SD, guru mata pelajaran SMP, SMA, dan SMK, kepala sekolah, hingga pengawas.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

PERLU UNTUK DI BUKA