KOMPAS.com - Merokok memang wajib dihindari oleh calon ibu yang sedang merencanakan kehamilan atau yang sedang hamil. Salah satu dampak negatif rokok terhadap kesehatan bayi adalah meningkatnya risiko keguguran. Studi teranyar menunjukkan embrio (calon janin) dari ibu perokok berkembang lebih lambat ketimbang yang bukan perokok.
Dalam sebuah penelitian menggunakan teknologi fotografi, para peneliti mengamati pertumbuhan 868 embrio yang tengah menjalani program fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung. Sekitar 139 wanita dari kelompok responden adalah perokok.
Karena menggunakan metode bayi tabung maka seluruh embrio dalam penelitian ini dikembangkan di laboratorium. Dengan demikian dokter bisa memeriksa embrio melalui embryoscope yang memungkinkan embrio itu bisa diamati dari dekat tanpa mengganggunya. Pada waktu-waktu tertentu, para peneliti memotret embrio tersebut, mulai dari sejak dibuahi sampai siap ditanam pada rahim calon ibu.
Pada setiap tahap perkembangan, ternyata embrio dari wanita perokok selalu tertinggal dari embrio wanita bukan perkok. Pada perkembangan sel tahap lima, embrio dari wanita yang bukan perokok berkembang dalam 49 jam sedangkan merek yang merokok butuh waktu 50 jam. Pada perkembang sel tahap delapan, embrio dari wanita perokok memerlukan setidaknya empat jam lebih lama untuk berkembang ketimbang yang bukan perokok.
"Jika Anda ingin punya bayi, berhentilah merokok," kata peneliti utama sekaligus peneliti senior embriologi, Dr Thomas Freour.
Menurut Dr Allan Pacey, pakar andrologi di University of Sheffield mengatakan studi yang menggunakan embryoscope ini adalah pionir di bidngnya. "Dengan teknologi ini para ilmuwan bisa mengamati perkembangan embrio secara real-time tanpa mengganggunya," katanya.
Pacey menambahkan, penggunaan teknolgi embryiscope tersebut memang baru, karenanya masih akan terus digali apakah teknologi itu potensial mengingat selama ini penelitian embrio baru bisa dilakukan melalui mikroskop.
Dalam sebuah penelitian menggunakan teknologi fotografi, para peneliti mengamati pertumbuhan 868 embrio yang tengah menjalani program fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung. Sekitar 139 wanita dari kelompok responden adalah perokok.
Karena menggunakan metode bayi tabung maka seluruh embrio dalam penelitian ini dikembangkan di laboratorium. Dengan demikian dokter bisa memeriksa embrio melalui embryoscope yang memungkinkan embrio itu bisa diamati dari dekat tanpa mengganggunya. Pada waktu-waktu tertentu, para peneliti memotret embrio tersebut, mulai dari sejak dibuahi sampai siap ditanam pada rahim calon ibu.
Pada setiap tahap perkembangan, ternyata embrio dari wanita perokok selalu tertinggal dari embrio wanita bukan perkok. Pada perkembangan sel tahap lima, embrio dari wanita yang bukan perokok berkembang dalam 49 jam sedangkan merek yang merokok butuh waktu 50 jam. Pada perkembang sel tahap delapan, embrio dari wanita perokok memerlukan setidaknya empat jam lebih lama untuk berkembang ketimbang yang bukan perokok.
"Jika Anda ingin punya bayi, berhentilah merokok," kata peneliti utama sekaligus peneliti senior embriologi, Dr Thomas Freour.
Menurut Dr Allan Pacey, pakar andrologi di University of Sheffield mengatakan studi yang menggunakan embryoscope ini adalah pionir di bidngnya. "Dengan teknologi ini para ilmuwan bisa mengamati perkembangan embrio secara real-time tanpa mengganggunya," katanya.
Pacey menambahkan, penggunaan teknolgi embryiscope tersebut memang baru, karenanya masih akan terus digali apakah teknologi itu potensial mengingat selama ini penelitian embrio baru bisa dilakukan melalui mikroskop.
No comments:
Post a Comment