Jakarta --- Sebanyak 21 guru honorer dari daerah terpencil di Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Papua, yang telah berkunjung ke Jakarta selama satu minggu, hari ini, Senin (9/07), akan bertolak kembali ke daerahnya. Kepulangan mereka membawa secercah harapan tentang tunjangan khusus daerah terpencil yang selama ini belum pernah mereka terima.
“Ini (tunjangan khusus guru daerah terpencil) harus diprioritaskan,” demikian disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, saat bertemu 21 guru dari daerah terpencil ini di kantor Kemdikbud, Senin (9/07) siang.
Mendikbud meminta langsung kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP), Syawal Gultom, untuk segera memverifikasi guru-guru ini agar tunjangan khusus daerah terpencil mereka segera bisa diberikan.
Syawal mengatakan, guru-guru ini adalah guru yang inspiratif. Dengan gaji yang sangat kecil, berkisar Rp150.000 hingga Rp500.000 per bulan, mereka tetap mengabdi untuk menjadi pendidik. Ada diantara mereka yang telah mengabdi selama 20 tahun. Untuk itu, dirinya akan segera melaksanakan amanah dari Mendikbud untuk memverifikasi data guru-guru ini. (AR)
No comments:
Post a Comment