TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Pemerintah belum bisa menetapkan waktu jatuhnya awal Ramadan. Penentuan jatuhnya waktu awal puasa, harus melalui rukhyatul hilal terlebih dahulu.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi akan melakukan rukhyatul hilal pada tanggal 19 Juli 2012 nanti. Sekitar pukul 17.30, pihak Kemenag akan melihat jatuhnya bulan terlebih dahulu. "Pemerintah belum bisa menentukan awal bulan Ramadan. Tunggu rukhyatul hilal," ujar Rusli Adam, Kabid Urusan Agama Islam, Kanwil Kemenag Provinsi Jambi, Rabu, (12/7/2012) siang.
Setelah melihat hilal, disebutkan Rusli, hasilnya baru kemudian dikirimkan ke pusat, yang kemudian melakukan sidang isbat. "Dari pusat kemudian kan mengumumkan," lanjutnya.
Lokasi melihat hilal, dikatakan kabid berkumis ini, kalau tidak di Novita Hotel atau Gedung Pertamina.
Diimbau Rusli, untuk ormas yang telah menentukan jatuhnya Ramadan, supaya tidak membuat polemik di masyarakat. Ini terkait apabila terjadi perbedaan hari mulainya Bulan Puasa.
Menteri Agama RI, Suryadharma Ali mengatakan, sangat memungkinkan terjadinya perbedaan soal penetapan awal Ramadan pada tahun ini. Pasalnya, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah sudah sejak jauh jari memutuskan awal Ramadan jatuh pada 20 Juli 2012.
Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat antara 19 atau 20 Juli 2012 mendatang. Menteri yang juga menjabat Ketua DPP PPP itu menjelaskan, berdasarkan perhitungan badan hisab rukhyat, Kemenag belum ada kepastian terkait awal Ramadan.
Namun, diperkirakan puasa akan dimulai pada 21 berdasarkan itjimak (konjugsi) yang terjadi pada 19 Juli pada pukul 11.25 WIB, dengan posisi hilal sekitar 1,31 derajat. Karena hilal di bawah dua derajat, maka sulit dilakukan melalui rukhyat. Sehingga, lanjut Menag, akan mengunakan standar istikmal atau mengunakan umur bulan syakban selama 30 hari.
Ditambahkan SDA, kalau pengertian rukhyat itu sendiri adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, atau penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya itjimak. Apabila sudah nampak maka pada saat Maghrib waktu setempat telah memasuki bulan puasa.
Disinggung soal Muhamadiyah yang lebih dulu menetapkan awal bulan puasa pada 20 Juli 2012, menurutnya keputusan itu merupakan hak warga Muhammadiyah. "Kalau mereka lebih dulu menetapkan awal Ramadan itu tidak apa-apa," sebut Menag menandaskan.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi akan melakukan rukhyatul hilal pada tanggal 19 Juli 2012 nanti. Sekitar pukul 17.30, pihak Kemenag akan melihat jatuhnya bulan terlebih dahulu. "Pemerintah belum bisa menentukan awal bulan Ramadan. Tunggu rukhyatul hilal," ujar Rusli Adam, Kabid Urusan Agama Islam, Kanwil Kemenag Provinsi Jambi, Rabu, (12/7/2012) siang.
Setelah melihat hilal, disebutkan Rusli, hasilnya baru kemudian dikirimkan ke pusat, yang kemudian melakukan sidang isbat. "Dari pusat kemudian kan mengumumkan," lanjutnya.
Lokasi melihat hilal, dikatakan kabid berkumis ini, kalau tidak di Novita Hotel atau Gedung Pertamina.
Diimbau Rusli, untuk ormas yang telah menentukan jatuhnya Ramadan, supaya tidak membuat polemik di masyarakat. Ini terkait apabila terjadi perbedaan hari mulainya Bulan Puasa.
Menteri Agama RI, Suryadharma Ali mengatakan, sangat memungkinkan terjadinya perbedaan soal penetapan awal Ramadan pada tahun ini. Pasalnya, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah sudah sejak jauh jari memutuskan awal Ramadan jatuh pada 20 Juli 2012.
Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat antara 19 atau 20 Juli 2012 mendatang. Menteri yang juga menjabat Ketua DPP PPP itu menjelaskan, berdasarkan perhitungan badan hisab rukhyat, Kemenag belum ada kepastian terkait awal Ramadan.
Namun, diperkirakan puasa akan dimulai pada 21 berdasarkan itjimak (konjugsi) yang terjadi pada 19 Juli pada pukul 11.25 WIB, dengan posisi hilal sekitar 1,31 derajat. Karena hilal di bawah dua derajat, maka sulit dilakukan melalui rukhyat. Sehingga, lanjut Menag, akan mengunakan standar istikmal atau mengunakan umur bulan syakban selama 30 hari.
Ditambahkan SDA, kalau pengertian rukhyat itu sendiri adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, atau penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya itjimak. Apabila sudah nampak maka pada saat Maghrib waktu setempat telah memasuki bulan puasa.
Disinggung soal Muhamadiyah yang lebih dulu menetapkan awal bulan puasa pada 20 Juli 2012, menurutnya keputusan itu merupakan hak warga Muhammadiyah. "Kalau mereka lebih dulu menetapkan awal Ramadan itu tidak apa-apa," sebut Menag menandaskan.
No comments:
Post a Comment