JAKARTA--MICOM Bagi keluarga yang menyepelekan sarapan, setelah membaca artikel ini jangan lagi pernah mengabaikan makan pagi.
Kita tahu bahwa setiap hari ayah, ibu, dan anak akan sibuk dengan beraneka aktivitas yang padat hingga malam hari.
Ayah pergi bekerja di kantor, ibu mengurus segala kebutuhan rumah tangga, dan anak pergi belajar ke sekolah.
Semua aktivitas itu tentu membutuhkan energi dan zat gizi yang cukup agar menghasilkan tujuan yang diharapkan. Sarapan atau makan pagi salah satu cara mewujudkan hal tersebut.
Sayangnya, banyak anak yang tidak terbiasa dengan sarapan. Menurut Prof Dr Hardinsyah MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, sarapan harus menyediakan energi dan zat gizi yang penting bagi otak dan tubuh.
Dengan begitu, kadar gula darah tetap normal sehingga gairah dan aktivitas setiap hari dapat dilakukan dengan optimal.
Sebagai contoh anak yang telah menyantap sarapan sehat akan lebih fokus dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Penelitian Cueto S (2001) serta Cueto S dan Chinen M (2008) menunjukkan bahwa anak sekolah yang sarapan meraih skor tes memori, tes penyelesaian masalah, dan prestasi belajar lebih baik dibanding yang tidak sarapan.
Itu karena sarapan dapat mengatur fungsi otak dengan tiga mekanismenya biologis yakni memberikan glukosa dan zat gizi pada sistem saraf otak, memberi zat gizi penting bagi tubuh, dan mengatur efisiensi kemampuan berpikir.
Bahkan sarapan mampu mencegah obesitas alias kegemukan. Hardinsyah menyajikan penelitian Haug E et al (2009) terhadap 200 ribu anak berusia 11-15 tahun yang kelebihan berat badan di beberapa negara Eropa.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa melewatkan sarapan merupakan faktor risiko utama terjadinya kelebihan berat badan badan.
Itu bisa dijelaskan dari kebiasaan lapar di pagi hari akan meningkatkan asupan energi dari camilan, makan siang, dan makan malam yang bisa membuat berat badan orang menjadi berlebih.
"Selain itu, sarapan di rumah membantu meningkatkan hubungan keakraban sesama anggota keluarga," ujarnya. Maklum, biasanya saat ini merupakan momen kebersamaan di pagi hari sebelum ke luar rumah.
Pentingnya hal tersebut membuat Pergizi Pangan Indonesia menggaet unit usaha PT Nestle Indonesia, Breakfast Cereal Nestle, menggelar simposium sarapan sehat pada Sabtu (16/6) di Jakarta.
"Kami mendukung simposium untuk menyosialisasikan pentingnya sarapan sehat," ujar Jose Oscar Yu, Country Business Manager Breakfast Cereal Nestle.
Itu karena pihaknya menyadari sepenuhnya manfaat sarapan sehat untuk meningkatkan kemampuan berpikir, kekuatan fisik, dan ketahanan terhadap penyakit. (*/OL-5)
Kita tahu bahwa setiap hari ayah, ibu, dan anak akan sibuk dengan beraneka aktivitas yang padat hingga malam hari.
Ayah pergi bekerja di kantor, ibu mengurus segala kebutuhan rumah tangga, dan anak pergi belajar ke sekolah.
Semua aktivitas itu tentu membutuhkan energi dan zat gizi yang cukup agar menghasilkan tujuan yang diharapkan. Sarapan atau makan pagi salah satu cara mewujudkan hal tersebut.
Sayangnya, banyak anak yang tidak terbiasa dengan sarapan. Menurut Prof Dr Hardinsyah MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, sarapan harus menyediakan energi dan zat gizi yang penting bagi otak dan tubuh.
Dengan begitu, kadar gula darah tetap normal sehingga gairah dan aktivitas setiap hari dapat dilakukan dengan optimal.
Sebagai contoh anak yang telah menyantap sarapan sehat akan lebih fokus dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Penelitian Cueto S (2001) serta Cueto S dan Chinen M (2008) menunjukkan bahwa anak sekolah yang sarapan meraih skor tes memori, tes penyelesaian masalah, dan prestasi belajar lebih baik dibanding yang tidak sarapan.
Itu karena sarapan dapat mengatur fungsi otak dengan tiga mekanismenya biologis yakni memberikan glukosa dan zat gizi pada sistem saraf otak, memberi zat gizi penting bagi tubuh, dan mengatur efisiensi kemampuan berpikir.
Bahkan sarapan mampu mencegah obesitas alias kegemukan. Hardinsyah menyajikan penelitian Haug E et al (2009) terhadap 200 ribu anak berusia 11-15 tahun yang kelebihan berat badan di beberapa negara Eropa.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa melewatkan sarapan merupakan faktor risiko utama terjadinya kelebihan berat badan badan.
Itu bisa dijelaskan dari kebiasaan lapar di pagi hari akan meningkatkan asupan energi dari camilan, makan siang, dan makan malam yang bisa membuat berat badan orang menjadi berlebih.
"Selain itu, sarapan di rumah membantu meningkatkan hubungan keakraban sesama anggota keluarga," ujarnya. Maklum, biasanya saat ini merupakan momen kebersamaan di pagi hari sebelum ke luar rumah.
Pentingnya hal tersebut membuat Pergizi Pangan Indonesia menggaet unit usaha PT Nestle Indonesia, Breakfast Cereal Nestle, menggelar simposium sarapan sehat pada Sabtu (16/6) di Jakarta.
"Kami mendukung simposium untuk menyosialisasikan pentingnya sarapan sehat," ujar Jose Oscar Yu, Country Business Manager Breakfast Cereal Nestle.
Itu karena pihaknya menyadari sepenuhnya manfaat sarapan sehat untuk meningkatkan kemampuan berpikir, kekuatan fisik, dan ketahanan terhadap penyakit. (*/OL-5)
No comments:
Post a Comment