Yogyakarta --- Pertemuan pejabat senior di bawah Menteri Pendidikan atau disebut dengan EAS Senior Officials Meeting on Education (EAS SOM-ED) di Yogyakarta hari pertama telah menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Poin pertama adalah tentang implementasi dalam kerja sama antar anggota EAS. Setidaknya ada 13 proyek kerja sama yang ditindaklanjuti dalam pertemuan ini. Salah satunya adalah implementasi dalam pendidikan vokasi.
Untuk pendidikan vokasi, Indonesia bekerja sama dengan India untuk mengembangkan pilot project bidang engineering. "Setelah engineering, nanti akan diperluas pada aspek pariwisata dan dikembangkan bersama negara-negara lain," Demikian diungkapkan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemdikbud, Ananto Kusuma Seta, usai pertemuan EAS hari pertama di Yogyakarta, Selasa (3/07).
Kerja sama antar anggota EAS sedikitnya akan berlangsung selama dua tahun. Untuk pembiayaan, disepakati akan didanai oleh masing-masing negara. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menerima bantuan dari negara-negara donor. "Tidak harus biaya sendiri, bantuan negara donor juga bisa diterima, selama tetap untuk kepentingan EAS," katanya.
Poin penting lainnya adalah tercapainya kesepakatan bahwa hanya ada satu kursi pimpinan dalam EAS. "Tidak ada co-chair (wakil pimpinan) dalam struktur EAS," lanjut Ananto. Kesepakatan tersebut menepis keinginan negara diluar EAS seperti Amerika Serikat dan Australia yang mengusulkan agar ada wakil pimpinan dalam struktur EAS.
Pertemuan para menteri pendidikan negara-negara ASEAN hari ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan EAS yg dihadiri kepala negara di Bali, November lalu. "Pada pertemuan itu tidak ada co chair, oleh karena itu , EAS juga tidak ada co chair," kata Ananto. (AR)
Kerja sama antar anggota EAS sedikitnya akan berlangsung selama dua tahun. Untuk pembiayaan, disepakati akan didanai oleh masing-masing negara. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menerima bantuan dari negara-negara donor. "Tidak harus biaya sendiri, bantuan negara donor juga bisa diterima, selama tetap untuk kepentingan EAS," katanya.
Poin penting lainnya adalah tercapainya kesepakatan bahwa hanya ada satu kursi pimpinan dalam EAS. "Tidak ada co-chair (wakil pimpinan) dalam struktur EAS," lanjut Ananto. Kesepakatan tersebut menepis keinginan negara diluar EAS seperti Amerika Serikat dan Australia yang mengusulkan agar ada wakil pimpinan dalam struktur EAS.
Pertemuan para menteri pendidikan negara-negara ASEAN hari ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan EAS yg dihadiri kepala negara di Bali, November lalu. "Pada pertemuan itu tidak ada co chair, oleh karena itu , EAS juga tidak ada co chair," kata Ananto. (AR)
No comments:
Post a Comment