Gorila ternyata tahu cara menimang bayi. Induk gorila berbicara dengan bahasa tubuh yang berbeda ketika sedang menghadapi bayinya.
Eva Maria Luef, peneliti dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman menemukan fakta ini ketika mempelajari perilaku gorila di Kebun Bintang Leipzig dan Howletts serta Port Lympne Wild Animal Parks di Inggris.
Dalam penelitiannya, Luef merekam perilaku gorila selama 120 jam. Ia menganalisis cara gorila berkomunikasi lewat bahasa tubuh, misalnya ekspresi wajah dan sinyal yang diberikan lewat tangan saat berinteraksi.
Luef menemukan bahwa ketika berinteraksi dengan bayi, induk gorila menggunakan bahasa tubuh yang lebih lembut, misalnya lewat sentuhan, usapan dan tepukan. Induk juga akan melakukan suatu gerakan atau bahasa tubuh secara berulang-ulang.
Gorila seperti punya bahasa tubuh khusus untuk bayi. Salah satu perilaku yang ditunjukkan pada bayi disebut "hand-on".
"Ini saat induk gorila meletakkan telapak tangannya yang terbuka ke kepala bayinya," kata Luef seperti dikutip BBC, Selasa (12/6/2012).
Bahasa tubuh tersebut sebenarnya sering digunakan antara induk dengan individu gorila dewasa lainnya. Namun, saat menunjukkannya kepada bayi, induk menunjukkan perilaku tersebut secara berulang-ulang.
Menurut Luef, perilaku induk gorila disebut "non verbal motherese". Perilaku ini dipandang mampu melatih bayi gorila sehingga bisa mempelajari sinyal-sinyal yang nantinya akan digunakan ketika dewasa.
"Ini juga menunjukkan bahwa hewan yang lebih tua mengetahui bahwa bayi masih belum matang dalam hal komunikasi," papar Luef.
Menanggapi hasil riset itu, Richard Byrne dari University of Saint Andrews mengatakan bahwa dia meragukan interpretasi hal penelitian itu.
Byrne mengatakan, manusia kadang mengatakan sesuatu berulang-ulang pada bayinya untuk mengajari tentang bahasa. Karena gorila tak menggunakan bahasa dalam hidupnya, maka perilaku gorila tersebut tak bisa diartikan sama.
Soal pengulangan, Byrne berkomentar, "Ini karena gorila dewasa menyadari bahwa komunikasi dengan bayi cukup sulit, dan mereka pun menunjukkan bahasa tubuh yang sesuai."
Eva Maria Luef, peneliti dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman menemukan fakta ini ketika mempelajari perilaku gorila di Kebun Bintang Leipzig dan Howletts serta Port Lympne Wild Animal Parks di Inggris.
Dalam penelitiannya, Luef merekam perilaku gorila selama 120 jam. Ia menganalisis cara gorila berkomunikasi lewat bahasa tubuh, misalnya ekspresi wajah dan sinyal yang diberikan lewat tangan saat berinteraksi.
Luef menemukan bahwa ketika berinteraksi dengan bayi, induk gorila menggunakan bahasa tubuh yang lebih lembut, misalnya lewat sentuhan, usapan dan tepukan. Induk juga akan melakukan suatu gerakan atau bahasa tubuh secara berulang-ulang.
Gorila seperti punya bahasa tubuh khusus untuk bayi. Salah satu perilaku yang ditunjukkan pada bayi disebut "hand-on".
"Ini saat induk gorila meletakkan telapak tangannya yang terbuka ke kepala bayinya," kata Luef seperti dikutip BBC, Selasa (12/6/2012).
Bahasa tubuh tersebut sebenarnya sering digunakan antara induk dengan individu gorila dewasa lainnya. Namun, saat menunjukkannya kepada bayi, induk menunjukkan perilaku tersebut secara berulang-ulang.
Menurut Luef, perilaku induk gorila disebut "non verbal motherese". Perilaku ini dipandang mampu melatih bayi gorila sehingga bisa mempelajari sinyal-sinyal yang nantinya akan digunakan ketika dewasa.
"Ini juga menunjukkan bahwa hewan yang lebih tua mengetahui bahwa bayi masih belum matang dalam hal komunikasi," papar Luef.
Menanggapi hasil riset itu, Richard Byrne dari University of Saint Andrews mengatakan bahwa dia meragukan interpretasi hal penelitian itu.
Byrne mengatakan, manusia kadang mengatakan sesuatu berulang-ulang pada bayinya untuk mengajari tentang bahasa. Karena gorila tak menggunakan bahasa dalam hidupnya, maka perilaku gorila tersebut tak bisa diartikan sama.
Soal pengulangan, Byrne berkomentar, "Ini karena gorila dewasa menyadari bahwa komunikasi dengan bayi cukup sulit, dan mereka pun menunjukkan bahasa tubuh yang sesuai."
No comments:
Post a Comment