Kendari (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara, memperkirakan kebutuhan pegawai negeri sipil (PNS) kota itu hingga 2015 adalah 2.300 orang.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Kendari, Boy Asis, hari ini mengatakan bahwa estimasi tersebut untuk menambah PNS lingkup Pemkot Kendari saat ini yang jumlahnya mencapai 7.119 orang.
"Kami hanya melakukan estimasi, persoalan kapan estimasi itu bisa dipenuhi melalui penerimaan CPNS, itu tergantung pemerintah pusat," kata Boy.
Menurutnya, pemerintah pusat telah memerintahkan seluruh pemerintah daerah untuk membuat estimasi kebutuhan PNS hingga 2015, sebagai dasar pemerintah pusat dalam melakukan penetapan kuota masing-masing daerah setiap penerimaan CPNS.
Boy mengatakan, dari estimasi PNS yang dibutuhkan tersebut, kebutuhan utama Kota Kendari masih didominasi dari tenaga perawat dan guru.
"Dominan PNS yang dibutuhkan adalah perawat dan guru, karena tenaga perawat sampai di tingkat kelurahan dan RT/RW masih kurang jumlahnya, sementara untuk guru masih sangat dibutuhkan guru di bidang studi agama dan bahasa Inggris," katanya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Kendari, Boy Asis, hari ini mengatakan bahwa estimasi tersebut untuk menambah PNS lingkup Pemkot Kendari saat ini yang jumlahnya mencapai 7.119 orang.
"Kami hanya melakukan estimasi, persoalan kapan estimasi itu bisa dipenuhi melalui penerimaan CPNS, itu tergantung pemerintah pusat," kata Boy.
Menurutnya, pemerintah pusat telah memerintahkan seluruh pemerintah daerah untuk membuat estimasi kebutuhan PNS hingga 2015, sebagai dasar pemerintah pusat dalam melakukan penetapan kuota masing-masing daerah setiap penerimaan CPNS.
Boy mengatakan, dari estimasi PNS yang dibutuhkan tersebut, kebutuhan utama Kota Kendari masih didominasi dari tenaga perawat dan guru.
"Dominan PNS yang dibutuhkan adalah perawat dan guru, karena tenaga perawat sampai di tingkat kelurahan dan RT/RW masih kurang jumlahnya, sementara untuk guru masih sangat dibutuhkan guru di bidang studi agama dan bahasa Inggris," katanya.
No comments:
Post a Comment