Saturday 30 June 2012

PTK BIOLOGI


PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII
“SETS (Science, Enviroment, Technology and Society) SEBAGAI METODE AJAR BIOLOGI  ”














 

                                                                                                                                                                                                           
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP)
 NEGERI 1 PAMARICAN
2010 - 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Biologi di kelas VII-G SMPN 1 Pamarican - Ciamis masih perlu mendapat perhatian. Hal ini terlihat dari nilai tes harian siswa pada materi yang telah dipelajari, masih terdapat 40% siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan pengelompokan kelas, kelas VII-G adalah kelas “terberat” dari kelas VII yang ada di SMPN 1 Pamarican - Ciamis . Kelas VII-G berjumlah 35 siswa, terdiri dari 23 siswa putra dan 9 siswa putri. Hasil observasi awal di kelas VII-G untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis penyebab utama permasalahan melalui pemberian angket beserta komentar pada siswa mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung, menunjukan bahwa 40% siswa merasa kurang berminat dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Selama ini pembelajaran yang berlangsung di kelas masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sedangkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa belum terlaksana. Materi yang disampaikan guru sebagian besar berdasarkan pada bahan pelajaran yang diperoleh dari buku acuan. Keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa (lingkungan) masih sedikit sekali disinggung, sehingga pelajaran biologi tampak sebagai ilmu yang bersifat abstrak dan hanya menghafal saja. Hal ini diduga sebagai penyebab siswa kelas VII-G tidak aktif dalam pembelajaran, hanya diam di tempat duduk dan tidak ada kegiatan di aspek psikomotorik. Untuk mengurangi kebosanannya siswa sering ijin keluar kelas dengan alasan yang berbeda-beda. Selain itu siswa yang lain cenderung sibuk bermain baik sendiri ataupun dengan temannya. Sehingga materi yang disampaikan tidak seluruhnya diterima siswa, dan tentunya berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga siswa aktif belajar dan hasil yang dicapai optimal adalah melalui pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology and Society). SETS bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains,
Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Binadja, 2002;1) dan ada pula yang menyingkat dengan SALINGTEMAS. Keunggulan pembelajaran dengan pendekatan SETS dibandingkan pendekatan lainnya adalah karena pembelajaran dengan pendekatan SETS selalu dihubungkan dengan kejadian nyata yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (bersifat konstektual) dan komprehensif (terintegrasi antara ke empat komponen SETS). Dari hasil penelitian yang dilakukan Irawati (2003;54), menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan SETS akan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar biologi.
Salah satu tujuan pembelajaran IPA terutama Biologi di SMP adalah meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan. Pelajaran biologi khususnya materi pengelolaan lingkungan merupakan bagian dari pendidikan lingkungan, yang memiliki nilai strategis dalam menanamkan aspek afektif, psikomotorik maupun kognitif yang berkaitan dengan masalah-masalah lingkungan. Menurut Syamsuri (2004;199) manusia mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan ekosistem dan perusakan ekosistem (penebangan hutan pencemaran lingkungan, eksploitasi sumber daya alam). Melihat adanya kaitan erat antara mata pelajaran biologi dengan sikap positif terhadap lingkungan hidup, maka perlu pembenahan proses pembelajaran biologi, agar berhasil dalam menanamkan sikap positif terhadap lingkungan. Materi pengelolaan lingkungan apabila dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan SETS memungkinkan siswa aktif (memecahkan masalah). Melalui pendekatan ini siswa dididik untuk dapat memecahkan masalah-masalah lingkungan dengan menerapkan konsep-konsep yang sudah dimiliki dari berbagai disiplin ilmu terkait, untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi serta menumbuhkan sikap mencintai lingkungan.
Atas dasar inilah maka peneliti mencoba menerapkan pendekatan SETS untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya materi pengelolaan lingkungan, diharapkan hasil belajar yang dicapai akan optimal dan setelah menguasai konsep ini siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B2.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan pendekatan SETS pada pembelajaran materi pengelolaan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa SMPN 2 Pademawu Pamekasan dalam mengelola lingkungan?”
C3. Penegasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda berkaitan dengan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberi penegasan terhadap istilah yang ada dalam judul tulisan ini. Istilah yang perlu ditegaskan dalam judul penelitian adalah sebagai berikut :
1.  Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dilihat dari keterampilan yang dicapai melalui kegiatan evaluasi, dalam penelitian ini berupa laporan dan hasil karya siswa.
2.  Pendekatan SETS
Pendekatan SETS adalah penerapan pendekatan pembelajaran yang mengkaitkan keempat unsurnya yakni; sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran (Binadja, 2002;24). Materi pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh nyata yang berhubungan dengan lingkungan, teknologi, masyarakat di sekitar siswa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memahami materi tersebut.
3.  Materi Pengelolaan Lingkungan
Materi pengelolaan lingkungan adalah salah satu materi pokok dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kelas VII tahun ajaran 2008/2009, dengan Standar Kompetensi: memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan Kompetensi Dasar: mengaplikaskan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
D4. Cara Pemecahan Masalah
Penerapan pendekatan SETS dalam pembelajaran adalah sebagai salah satu solusi alternatif untuk memecahkan permasalahan pembelajaran biologi di SMPN 1 Pamarican-Ciamis khususnya kelas VII-G. Pendekatan SETS dipilih karena dalam proses pembelajaran yang selama ini berlangsung di kelas masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sedangkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa belum terlaksana. Materi yang disampaikan guru sebagian besar berdasarkan pada bahan pelajaran yang diperoleh dari buku acuan. Keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa (lingkungan) masih sedikit sekali disinggung, sehingga pelajaran biologi tampak sebagai ilmu yang bersifat abstrak dan hanya menghafal saja. Melalui pendekatan SETS materi dikaitkan dengan unsur-unsur SETS yakni sains, lingkungan, teknologi, masyarakat (SALINGTEMAS) dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta menuntut siswa aktif menggunakan otak memecahkan masalah-masalah yang terjadi untuk mengembangkan kemampuan berfikir, dan untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Pada pendekatan SETS siswa diorientasikan pada masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan membutuhkan pemecahan atau solusi, sehingga siswa dituntut berpikir kritis. Dalam pembelajaran siswa aktif bekerja dalam kelompok kecil untuk mencari pemecahan masalah tersebut. Melalui pendekatan SETS diharapkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran biologi meningkat, sehingga siswa termotivasi dalam mempelajari materi, siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai meningkat pula.
E5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “apakah penerapan pendekatan SETS pada pembelajaran materi pengelolaan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa SMPN 1 Pamarican - Ciamis dalam mengelola lingkungan?”.
F6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat ;
1. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan lebih berminat dan termotivasi untuk belajar biologi karena materi pelajaran dikaitkan dengan keadaan nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bila siswa berminat dan termotivasi maka siswa akan aktif dalam pembelajaran dan akhirnya hasil belajar yang dicapai meningkat.
b. Meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah melalui interaksi antar siswa.
c.  Menumbuhkan kepekaan siswa terhadap perkembangan sains dan teknologi serta pengaruhnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
2. Bagi guru
a. Menambah variasi pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Memotivasi guru untuk mengikuti perkembangan IPTEK, lingkungan, dan masyarakat dengan melakukan penelitian sederhana yang bersifat mengembangkan potensi diri.
3. Bagi Sekolah
Memberi masukan untuk peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru, melalui kegiatan penelitian dengan menerapkan pendekatan SETS.
4. Bagi Peneliti
Memberi  pengalaman  serta  wawasan  yang  luas  tentang  penelitian tindakan  kelas.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar harus menimbulkan kegairahan dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran (Slameto, 1997;78). Proses belajar dapat dibedakan tiga fase, yakni 1) Informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui sebelumnya. 2) Transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah, atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan. 3) Evaluasi, kemudian guru menilai hingga manakah pengetahuan yang diperoleh dan transformasi siswa dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain. Dalam proses belajar ketiga episode ini selalu terdapat berapa banyak informasi yang diperlukan untuk dapat ditransformasikan tergantung pada lamanya proses belajar, motivasi murid belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri serta hasil yang diharapkan (Bruner dalam Nasution, 1997; 9).
Sesuai pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono dkk , 2001;24). Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa, pembelajaran juga dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Makna terpenting belajar adalah adanya perubahan perilaku setelah seseorang melaksanakan pembelajaran. Seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah; a) kondisi internal; mencakup kondisi fisik (kesehatan organ), kondisi psikis (emosional/motivasi, intelektual, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan). b) kondisi eksternal; mencakup kesulitan materi, iklim dan tempat belajar, suasana lingkungan akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2006;5). Hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, yakni aspek kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, kemahiran intelektual. Hal ini bisa dilihat dari hasil tes. Aspek Psikomotorik menunjukan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik, syaraf, koordinasi syaraf. misalnya menentukan langkah-langkah percobaan, menggunakan alat percobaan. Aspek Afektif berhubungan perasaan, sikap, minat, dan nilai, misalnya kemampuan belajar mandiri, bekerjasama dengan orang lain, menyampaikan pendapat.
Untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran, guru dan siswa harus bekerja bersama. Siswa sebagai pembelajar harus aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru memegang peranan penting dalam menyediakan fasilitas belajar bagi siswa. Fasilitas ini dapat berupa variasi pendekatan pembelajaran, penyediaan pembelajaran yang kreatif untuk menarik minat dan motivasi, serta pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan dan eksplorasi.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Nilai motivasi dalam pembelajaran yakni: a) motivasi menetukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa, b) pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada siswa, sehingga sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan, c) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk sungguh-sungguh mencari cara relevan guna membangkitkan dan memlihara motivasi belajar siswa (Hamalik, 2007; 161). Hamalik juga mengemukakan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Menurut (Getrude M. Whipple diacu dalam Hamalik 2007;173) jenis aktivitas tersebut meliputi: a) Bekerja dengan alat visual; mengumpulkan gambar dan bahan ilustrasi lainnya, mempelajari gambar, mendengarkan penjelasan, mengajukan pertanyaan, mencatat pertanyaan yang menarik minat. b) Mempelajari masalah; mencari informasi dalam menjawab pertanyaan penting, mempelajari referensi, melaksaankan petunjuk yang diberikan guru, membuat catatan sebagai persiapan diskusi laporan, melakukan eksperimen, menulis laporan.
3. Pendekatan SETS
Pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology, Society) diperkenalkan pertama kali oleh Achmad Binadja pada tahun 1996. SETS dalam bahasa Indonesia artinya sains, lingkungan, teknologi, masyarakat atau biasa disingkat SALINGTEMAS memiliki makna pengajaran sains (ilmu pengetahuan) yang dikaitkan dengan unsur lingkungan, teknologi, masyarakat. Pendekatan SETS tidak hanya memperlihatkan masalah lingkungan dengan masyarakat tetapi juga cara melakukan suatu kelestarian lingkungan sementara kepentingan lain (tujuan pembelajaran) terpenuhi (Binadja, 2002;23).
Pembelajaran menggunakan pendekatan SETS, siswa diminta menghubungkan keempat unsur SETS dengan materi yang dipelajari. Siswa berlatih dengan cara yang bervariasi (mengamati, berdiskusi, bertanya, menjawab, memecahkan masalah). Dengan pembelajaran ini siswa dituntut aktif dan berfikir kritis, sehingga hasil belajar yang ingin dicapai terpenuhi.
Unsur-unsur dalam SETS tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sains sebagai fokus perhatian guru dan siswa dalam belajar biologi, dapat melihat bentuk keterkaitan dari ilmu yang dipelajari (sains) dikaitkan dengan unsur lain SETS.
BAB III
METODE PENELITIAN
 A. Objek Tindakan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pamarican berjumlah 28 siswa dengan rincian 11 laki-laki dan 17 perempuan.
 B. Setting, Lokasi, Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini meliputi : data-data hasil wawancara terhadap responden, hasil observasi, hasil analisis dokumen.
Subjek penelitian yang berasal dari siswa berupa hasil pengamatan tentang :
 1. Keaktifan siswa dalam kelas
 2. Partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
 3. Kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat peraga.
 4. Hasil nilai ulangan siswa
Tindakan Guru biologi dalam penelitian tindakan kelas ini berupa :
Mengamati, mencatat, mengumpulkan data tentang sejauh manakah pengaruh metode
SETS terhadap :
1. Keaktifan siswa dalam kelas
 2. Partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
 3. Kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat peraga.
 4. Hasil nilai ulangan siswa
Setting Lokasi Penelitian tindakan Kelas ini ruang kelas VII G, ruang laboratorium biologi SMP N 1 Pamarican dan lingkungan sekitar SMP Negeri 1 Pamarican Kabupaten Ciamis.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui: wawancara untuk sumber data responden, observasi untuk sumber data peristiwa dan analisis dokumen untuk sumber data dokumen. Informasi tersebut digali dari empat sumber yaitu : peristiwa/kegiatan, pelaku peristiwa, tempat, dokumen/artifak (Sutopo, 1996: 49-51).
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa. Tujuannya adalah untuk memperoleh data informasi siswa tentang sejauh mana pengaruh metode SETS terhadap minat dan prestasi belajar siswa.
2. Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan oleh guru terhadp siswa untuk memantau proses penerapan metode SETS yang dilakukan untuk mengajar mata pelajaran biologi. Kemudian hasil pengamatan akan diolah untuk menghasilkan kesimpulan data.
3. Analisa Dokumen
Analisa dokumen akan dilakukan terhadap dokumen-dokumen : data hasil pengamatan, data hasil wawancara serta yang digali dari empat sumber yaitu : peristiwa / kegiatan, pelaku peristiwa, tempat, dokumen atau artifak terhadap siswa, juga dari catatan lapangan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya penerapan metode SETS untuk mengajar mata pelajaran biologi. Tujuannya adalah untuk melengkapi informasi yang telah diuperoleh melalui pengamatan dan wawancara.
Indikator kinerja penelitian tindakan kelas matapelajaran biologi ini berupa :
  1. Keaktifan siswa dalam kelas meningkat
  2. Tingginya partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
  3. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat peraga.
  4. Meningkatnya hasil nilai ulangan siswa
5. Tingginya minat belajar siswa dalam kelas.
Peneliti melakukan persiapan awal mulai tanggal 1 Agustus 2010 meliputi kegiatan: mempelajari penerapan metode  SETS, menyiapkan alat-alat teknologi di laboratorium, dan menerapkan lingkungan untuk belajar.
Kemudian langkah-langkah prosedur kerja yang dipergunakan menggunakan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model Sprandley, dalam pelaksanaan analisis data  tidak dilakukan secara linier berurutan setelah semua data yang terkumpul, melainkan akan dilakukan secara stimulat pada saat dan setelah data terkumpul. Dengan demikian terjadi interaksi antara proses pengumpulan data dan analisis data serta elemen-elemen lain seperti pencatatan data, penulisan laporan sementara, dan mengajukan pertanyaan penelitian.
Selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi untuk meningkatkan validasi, yaitu: Pengumpulan data relatif cukup lama guna memungkinkan analisa dan melengkapi data secara berangsur-angsur agar memungkinkan ada kesesuaian antara data dan kenyataan
 1.  Penerapan multi metode guna memungkinkan paduan beberapa teknik  pengumpulan  data seperti : wawancara, observasi dan studi dokumenter
 2.   Pencatatan secara lengkap dan detail baik sumber situasi maupun orang
 5. Penggunaan catatan-catatan dari partisipan berbentuk catatan anekdot untuk melengkapi data.
 6.   Pengecekan data
 7. Review oleh partisipan : bertanya kepada partisipan untuk mereview data, melakukan sintesis semua hasil wawancara dan observasi
 8. Mencari, mencatat, menganalisis melapor data dan kasus-kasus negatif atau yang berbeda dengan pola yang ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Guru biologi selaku peneliti menyusun perencanaan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VII G SMP N 1 pamarican. Peneliti melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi.
1). Perencanaan, tahap perencanaan peneliti melakukan :
a.  Menyiapkan alat ukur penelitian
b. Menyiapkan setting tempat sesuai dengan metode SETS
c.  Menyiapkan alat-alat teknologi di laboratorium.
2). Implementasi
Pengajaran biologi dengan menggunakan metode SETS dilakukan di ruang kelas VII G dan lingkungan serta laboratorium SMP N 1 Pamarican  :
a.   Tahap Awal (15 menit) : pukul 08.00 – 08.15
Guru mengajar materi biologi di dalam kelas dengan menerangkan, bedialog aktif dan mencatat materi biologi.
b.   Tahap pertengahan (20 menit) ; pukul 08.15 – 08.30
Guru bilogi yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti mengajak siswa untuk praktek di laboratorium biologi.
c.   Tahap akhir (15 menit) ; pukul 08.30 – 08.45
Guru mengajak siswa untuk mengenali lingkungan yang di sesuaikan dengan materi biolog yang sedsng diajarkan.
3). Observasi dan Evaluasi
Peneliti melakukan pengamatan, mengamati dan menilai respon siswa, melakukan pemantauan hasil pengamatan dan wawancara.
4). Refleksi
Mengecek hasil pengamatan dan wawancara. Sejauh mana pengaruh metode metode SETS terhadap minat dan prestasi be;ajar siswa SMP N 1 Pamarican.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SETS yang digunakan dalam mengajar biologi kelas VII G SMP N 1 Pamarican berpengaruh terhadap:
  1. Meningkatnya keaktifan siswa dalam kelas
  2. Tingginya partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
  3. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat peraga.
  4. Meningkatnya hasil nilai ulangan siswa
5. Tingginya minat belajar siswa dalam kelas.
B. Saran
Peneliti mengajak rekan-rekan guru biologi agar:
 1. Gunakanlah Pendekatan SETS dalam mengajar biologi
     2. Tingkatkanlah partisifasi siswa dalam Proses Belajar Mengajar
 3. Perlu pengembangan dan tindak lanjut penelitian tindakan kelas
DAFTAR PUSTAKA
Anni CT, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Unnes
Binadja. 2002. Program Studi Pendidikan IPA (bervisi SETS) Pemikiran
dalam SETS (Science, Enviroment, Technology, Society). Semarang: PPS Unnes Press.
Darsono M, Martensi KD, Nugroho, Sugandhi A, Sutadi KR. 2001. Belajar
dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Hamalik O. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Irawati. 2003. Menerapkan pendekatan “SETS” (Science, Enviroment,
Technology, Society) Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar Biologi Kajian Kelangsungan Hidup Organisme (Skripsi). Semarang: Unnes.
Iswanto, Barudji, Intan S, Soetjiati. 2004. Buku Kegiatan Pendidikan
Lingkungan. Semarang: Bintari Kita.
Mulyani S & Santosa K. 2003. Mari Mengenal dan Mencintai Lingkungan.
Semarang: Bintari Kita.
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurfitria L. 2006. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Konsep
Lingkungan Melalui Pendekatan SETS Dengan Model PBI di SMA 1 Masehi Semarang (Skripsi). Semarang: Unnes.
Satoguchi K, Sari DE, Setiawati C, Wulandari H. 2003. Mari Mengenal dan
Mencintai Lingkungan. Semarang: Bintari Kita.
Slameto. 1997. Proses belajar mengajar Dalam Sistem Kredit Semester
(SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Syamsuri I. 2004. Sains Biologi SMP. Jakarta: Erlangga.
Wardhana A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta:Andi Offset.

Artikel Terkait

1 comment:

  1. Semoga generasi penerus tetap semangat mempelajari pendidikan biologi, seperti KARBOHIDRAT dan lainya. untuk meneruskan perjuangan guru-guru mereka

    ReplyDelete

PERLU UNTUK DI BUKA