Tuesday, 12 June 2012

LKS berbasis Kontekstual dalam Pemb. IPS (PTK)

BAB 1
PENDAHULUAN

          Dalam bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1.Latar Belakang
Peningkatan kualitas proses belajar mengajar bukan hanya menekankan adanya keaktifan belajar pada diri peserta didik, tetapi juga mengandung makna guru mengajar dan keaktifan peserta didik tercermin dalam kegiatan pembelajaran harus menjadi kegiatan yang tepadu.
Untuk itu dituntut kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mampu memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. (Hamzah : 1998) istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai untuk pembelajaran siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru dengan salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan apa yang dipelajari siswa.
Peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar sangat menunjang kreatifitas peserta didik dan mendorong adanya kreatifitas guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar. Keaktifan guru tercermin dalam proses belajar mengajar belum dilaksanakan. Sedangkan keaktifan peserta didik tercermin dari berbagai kegiatan yang dlakukan, yang diarahkan untuk mengantarkan mereka mencapai tujuan.
            Dalam upaya menunjang tujuan pendidikan yang sesuai dangan kemajuan zaman dan tujuan pendidikan nasioanal, seorang guru dituntut agar dapat melaksanakan tugas ganda yaitu sebagai pendidik dan pengajar. Menurut Sardiman (1994:47) mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Sedangkan menurut Nasution (1982:8) dalam Suryosubroto (2002) mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Jadi mengajar merupakan kegiatan bimbingan bagi siswa dalam memperoleh pengajaran. Dari kegiatan bimbingan yang dilakukan guru, diharapkan murid dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dan memperoleh pengalaman baru yang beguna baginya.
            Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 87 Palembang belum optimal. Metode yang digunakan belum bervariasi, kurangnya minat siswa, kurangnya kemauan dan kemampuan guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Selama ini LKS yang digunakan dari penerbit tertentu hanya membahas soal, yang kegiatannya hanya menulis saja karena tidak sesuai dengan lingkungan sekolah, sehingga peneliti berusaha dengan menggunakan LKS yang berbasis pembelajaran kontekstual.
            Salah satu cara melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar adalah memberikan fasilitas belajar. Fasilitas belajar memberikan kemudahan  kepada siswa dalam melakukan kegiatan yang dapat diupayakan dalam berbagai bentuk. Salah satu fasilitas belajar dalam IPS adalah memberikan LKS. Menurut Ashar (1991 :78) fungsi LKS adalah untuk menuntun siswa dalam berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana akan ditumbuhkan pada diri siswa. Dari berbagai pendapat ini maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai upaya untuk memecahkan masalah ini, yaitu dengan membuat alat bantu pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) yang berbasis pembelajaran kontekstual.
            Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap SD Negeri 87 Palembang, penggunaan LKS tertentu masih bersumber pada buku paket siswa dan menurut peneliti langkah ini kurang efektif dalam meningkatkan motivasi dan keinginan siswa karena LKS tersebut belum sesuai dengan lingkungan dan keadaan sekolah. Oleh karena itu peneliti menggunakan LKS yang berbasis pembelajaran kontekstual sebagai wujud kreatifitas guru dengan mennyesuaikan lingkungan dan keadaan sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 87 Palembang.
Lembar kerja siswa merupakan salah satu fasilitas pengajaran yang cukup mudah untuk dilakukan. Selain itu alasan peneliti menggunakan LKS yang berbasis pembelajaran kontekstual karena merupakan media yang paling sederhana dan murah. Dengan lembar kerja siswa yang berbasis pembelajaran kontekstual peneliti mengharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD Negeri 87 Palembang.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan  di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan LKS yang berbasis pembelajaran kontektual dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan keaktifan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 87 Palembang?”.

1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
1.    Mengetahui tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 87 Palembang
2.    Meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di SD Negeri 87 Palembang
3.    Mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran  IPS di kelas IV SD Negeri 87 Palembang.

1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Bagi siswa
Dengan mengetahui upaya meningkatkan keaktifan pembelajaran siswa pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 87 dengan penerapan LKS berbasis pembelajaran kontekstual ini, dapat meningkatkan prestasi belajar dan lebih menyenangi IPS.

b.    Bagi guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar serta mutu pengajaran. Dengan upaya meningkatkan keaktifan pembelajaran siswa pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 87 malalui penerapan LKS berbasis pembelajaran kontekstual ini, guru dapat menambah strategi dalam pembelajarannya agar siswa menyenangi IPS.

c.    Bagi Sekolah
Dengan upaya meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri 87 dalam pembelajaran IPS dengan penerapan LKS berbasis pembelajaran kontekstual ini, diharapkan untuk tetap melanjutkan metode ini karena sangat baik diterapkan di sekolah dasar.
















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.PENGERTIAN BELAJAR
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan dari hasil belajar siswa dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku yang ada pada diri individu atau siswa yang belajar.
Tetapi tidak semua perubahan individu merupakan hasil belajar, perubahan yang terjadi karena proses belajar adalah perubahan yang direncanakan. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatan berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu ia sudah mengalami situasi. Sedangkan menurut Hamalik (2003 : 154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Sedangkan menurut Gredler (1991:1) belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan, kererampilan, dan sikap.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa belajar merupakan:
1.         Suatu perubahan tingkah laku
2.         Suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman
3.         Perubahan yang terjadi relatif menetap
4.         Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribaidian baik fisik maupan psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
Yang dimaksud dengan perubahan tingkah laku di atas adalah perubahan tingkah laku ke arah positif atau dengan belajar duharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik seta menmbah pengetahuan dan keterampilan. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Adapun beberapa manfaat belajar dengan menemukan sendiri, yaitu:
a.         Bertambahnya potensi intelektual
b.         Siswa belajar menguasai metode belajar dengan menemukan sendiri
c.         Siswa lebih muda mengingat materi, karena dengan susunan kata-kata sendiri.
Sehubungan dengan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis pembelajaran kontekstual di sini siswa disuruh menjawab pertanyaan dalam LKS yang dibuat oleh guru.

2.2.HASIL BELAJAR
Seperti yang dijelaskan Purwanto (1992: 12) dalam Hasan (2002) hasil belajar adalah prestasi yang dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu.. sedangkan dinyatakan Nawawi (1985 :20) dalam Hasan (2002) hasil belajar adalah tingkat keberhsilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran.
Pengertian belajar dalam penelitian ini didefenisikan suatu keberhasilan yang diperjuangkan oleh siswa melalui suatu latihan, keterampilan, ketekunan, dan pengerahan segala yang ada pada siswa tersebut. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi.
Dalam memberi penilaian kepada siswa guru haruslah memperhatikan aspek- aspek perkembangan kepribadian dan kemampuan yang telah dicapai oleh siswa dapat berupa angka dan huruf. Hasil yang demikian itu merupakan wujud dari hasil belajar yang dicapai, oleh karena itu tinggi rendahnya hasil beljar siswa dipengaruhi beberapa faktor, dimana faktor tersebut berpengaruh langsung pada kondisi siswa, guru, serta proses belajar mengajar di dalam kelas.



2.3.PENGUKURAN HASIL BELAJAR
Evaluasi merupakan suatu alat pengumpul data atau mengukur kemampuam intelektual yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok. Untuk menilai seberapa jauh hasil proses belajar mengajar telah mencapai tujuan, adalah dengan menggunakan tes kepada peserta didik. Menurut Ali (1987: 114) evaluasi dibedakan menjadi dua macam yaitu evaluasi dengan menggunakan tes buku dan tes tak buku atau tes buatan guru. Dalam hal ini peneliti menggunakan tes tak buku untuk mengukur hasil belajar siswa. Jadi pengukuran hasil belajar adalah proses penilaian yang dilakukan pendidik kepada siswanya untuk mengetahui tingkat kemampuam seseorang yang telah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa yang berbasis pembelajaran kontekstual.

2.4.LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) adalah sarana atau lembaran kertas untuk diisi oleh siswa dalam melaksanakan intruksi guru yang tertera dalam LKS tersebut. Jadi, lembar kerja siswa merupakan sarana belajar bagi siswa dimana di dalamnya berupa informasi dan perintah untuk dikerjakan siswa, sebagai penerapan hasil untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan dinyatakan Semiawan (1992 :5) lembar kerja siswa adalah salah satu alat batu pengajaran yang berorientasi kepada pendekatan keterampilan proses. Jadi lembar kerja siswa berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran.  Dijelaskan marimba (1989 : 51) Lembar kerja siswa adalah lembar kerja siswa yang berisikan petunjuk, tuntunan ,pertanyaan, dan pengertian agar siswa dapat memperluas dan memperdalam pemahaman terhadap materi yang dipelajari sehingga mampu mengolah perolehannya melalui pengamatan sendiri. Secara umum lembar kerja siswa dibedakan menjadi dua, yaitu lembar kerja siswa ekperimen dan lembar kerja siswa non eksperimen.
Tujuan diberikan LKS kepada siswa adalah sebagai berikut :
1.    Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar
2.    Membantu siswa dalam mengembangkan konsep
3.    Melatih siswa untuk menemukan dan mengembankan keterampilan proses
4.    Membantu siswa dalam memperoleh informasi baru tentang konsep yang dipelajari.
Menurut Muchlisin (1995 :6) dalam hasan (2002) LKS mempunyai kelebihan, yaitu :
1.    Melatih siswa untuk lebih banyak melakukan kerampilan proses.
2.    Pada proses pembelajaran lebih menarik sehingga siswa lebih aktif dalam belajar.
3.    Menanamkan disiplin untuk menemukan hal baru
4.    Menggugah siswa untuk menemukan hal baru
5.    Menggugah gagasan berfikir siswa.
Selain itu LKS dapat dibuat sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa dengan tetap berpedoman kepada kurikulum. Dalam menggunakan LKS, guru dapat membuat pertanyaan dan rangkaian kegiatan sesuai dengan kemampuan siswa dan mudah dIPShami olah siswa sehingga apa yang ingin dicapai dalam kurikulum dapat terlaksana.

2.5.KEGIATAN LKS DALAM PEMBELAJARAN IPS
Lembar kerja siswa merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang cukup mudah untuk dilakukan. Adapun kegunaan LKS dalam pembelajaran IPS:
1.    Merupakan alternatif bagi guru untuk menyerahkan pembelajaran atau pekenalan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi kegiatan belajar mengajar.
2.    Dapat mempercepat pengajaran dan nenpersingakat untuk menyajikan materi pelajaran, sebab dapat mempersiapkan dirumah atau sewaktu jam bebas belajar sebelum memasuki kelas serta dapat dibagikan secara cepat untuk segera dikerjakan.
3.    Dapat membantu menyelesaikan tugas perorangan, kelas, kelompok, karena setiap siswa dapat memahami persoalan itu pada keadaan barsamaan.
4.    Meringankan kerja guru dalam memberikan bantuan perorangan pada kelas dengan jumlah besar.
5.    Dapat mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran.
6.    Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara menarik.

2.6. Hipotesis
          Berdasarkan beberapa rujukan atau kajian kerangka teori yang sudah  peneliti ajukan di atas, maka peneliti tentukan hipotesis tindakan sebagai berikut “Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS dengan Penerapan LKS Berbasis Pembelajaran Kontekstual Siswa Kelas IV SD Negeri 87 Palembang”.

2.7.Kriteria Keberhasilan
          Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu individual dan klasikal
1.    Secara Individual
a.  Siswa memiliki keterlibatan yang tinggi dalam proses pembelajaran. Indikator tingginya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini ditandai dengan adanya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, adanya keberanian siswa dalam bertanya, adanya keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan bacaan, adanya  keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi, dan adanya sikap antusias dalam diri siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis ringkasan bacaan. Secara individual siswa dinyatakan memiliki keterlibatan yang tinggi dalam proses pembelajaran jika sekurang-kurangnya 70% indikator keterlibatan siswa dalam pembelajaran telah dilaksanakan oleh siswa.
b. Siswa dinyatakan memiliki peningkatan dalam pembelajaran IPS jika telah tuntas dalam belajar. Kriteria bahwa siswa telah tuntas dalam belajar yaitu  apabila nilai tes formatif yang diperoleh siswa lebih dari 76.

2.  Secara Klasikal
a.  Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan LKS berbasis pembelajaran kontekstual secara klasikal dinyatakan tinggi apabila 85% atau lebih siswanya terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.
b.  Kelas dinyatakan berhasil dalam pembelajaran jika 85% atau lebih jumlah siswa dalam kelas tersebut dalam tes formatif telah tuntas belajar.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

PERLU UNTUK DI BUKA