Ini
menurut saya adalah suatu terobosan dalam pelaksanaan Ujian Nasional
yang bagus, yang akan meminimalisir kecurangan dalam Ujian Nasional.
Pasalnya pada tahun ini semakin ditingkatkan dengan sistem barcode. Hal
ini dilakukan untuk menghindari potensi kecurangan sekaligus memperkuat
kelemahan pelaksanaan di sekolah.Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun
ini yang menggunakan sistem barcode membuat peserta perlu
mengikuti tahapan kerja sebelum mulai mengerjakan soal. Peserta yang
tidak memastikan bahwa ia menjawab pada LJUN yang benar, akan mendapat
nilai yang jelek, karena saat dipindai, komputer akan keliru membaca.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh siswa pada saat pelaksanaan Ujian Nasional sehingga tidak merugikan diri sendiri, antara lain :
- Peserta harus memastikan bahwa antara naskah soal dan LJUN masih bersatu. Kalau sudah dalam keadaan terpisah, peserta wajib melaporkannya kepada pengawas dan meminta ganti. Jangan sampai peserta ambil risiko, tetap mengambil naskah soal dan LJUN yang sudah terpisah itu. Harus diganti dengan yang masih dalam kondisi bersatu.
- Pastikan pula bahwa naskah soal dan LJUN tidak dalam kondisi rusak. Peserta perlu memperhatikan satu per satu lembar pada naskah soal dan memastikan bahwa tidak ada satupun soal yang rusak atau tidak terbaca. Mengapa tahapan ini penting? Karena jika peserta menemukan soal yang rusak di tengah-tengah proses pengerjaan soal, peserta harus meminta naskah soal dan LJUN yang baru. Itu artinya, peserta harus menjawab dari nomor satu lagi.
- Begitu peserta telah memastikan bahwa naskah soal dan LJUN dalam keadaan masih bersatu dan tidak rusak, ia wajib menuliskan identitas di naskah soal dan LJUN. Setelah diisi, peserta diperbolehkan melepaskan LJUN dari naskah soal. Langkah ini penting untuk mengantisipasi tertukarnya naskah soal dengan LJUN.




