JAKARTA - Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh terus menenangkan
guru yang khawatir hak finansialnya hilang akibat penerapan Kurikulum
2013. Pengurangan beban mengajar akibat kurikulum baru, bisa diganti
aktivitas pembelajaran di luar kelas.
Nuh mengatakan di antara jam mengajar
yang berkurang ada di mata pelajaran bahasa Inggris. "Dulu bahasa
Inggris itu enam jam, sekarang empat jam. Bahasa Indonesia dulu empat
jam, sekarang enam jam," katanya kemarin.
Dalam struktur kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), jumlah jam pelajaran bahasa Inggris adalah empat kali
tatap muka per pekan. Tetapi sekolah diberi kesempatan untuk menambah
tatap muka bahasa Inggris melalui kelompok muatan lokal, hingga menjadi
enam kali tatap muka per pekan.
Tetapi dalam Kurikulum 2013 ini, Nuh
menegaskan bahwa jumlah jam mata pelajaran bahasa Inggris adalah empat
kali tatap muka per pekan.
"Kita menambah jumlah jam bahasa Indonesia, karena ingin menekankan bahasa Indonesia. Ini bahasa kita sendiri," tandasnya.
Nuh mengakui dengan pengurangan jumlah
tatap muka bahasa Inggris itu, berdampak pada guru-guru yang sudah
mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG). Dia mengatakan aturan guru
memperoleh tunjangan itu adalah, mengajar minimal 24 jam tatap muka per
pekan.
"Lalu bagaimana dengan nasib guru-guru bahasa Inggris? Saya jamin tetap mendapatkan TPG," katanya.
Skenarionya adalah, pada perhitungan
mengajar di kelas bisa jadi berkurang dan tidak sampai 24 jam pelajaran
atau tatap muka per pekan. Tetapi kekurangan itu bisa diganti dengan
aktivitas di luar kelas. Misalnya para guru bahasa Inggris berinisiatif
membuat pusat-pusat atau kelompok pembelajaran Inggris.
"Aktivitas guru di luar kelas itu bisa dihitung sebagai beban mengajar, ada hitungannya sendiri," kata dia.
Nuh menjamin bahwa implementasi
Kurikulum 2013 ini tidak akan mengubah status guru yang awalnya berhak
mendapatkan TPG menjadi tidak berhak lagi. Khusus untuk kegiatan di luar
kelas, Nuh mengatakan tidak hanya dipakai untuk guru-guru bahasa
Inggris saja. Tetapi juga bisa digunakan untuk guru-guru mata pelajaran
lain, yang merasa jumlah tatap muka di kelas kurang banyak.
Melalui perhitungan ini, Nuh mengatakan
bisa dipakai solusi banyaknya guru yang berlari-lari mengajar di banyak
sekolah. Tujuan mereka mengajar di banyak sekolah itu demi mengejar
target beban mengajar 24 kali tatap muka per pekan. (wan/ca)
No comments:
Post a Comment